Selasa, 28 Juni 2011

KEMASAN PANGAN

JAN29

Kemasan adalah pembungkus yang dapat membantu mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan yang dikemas.  Saat ini penggunaan plastik sebagai kemasan pangan makin meningkat. Selain murah, banyak keunggulan plastik dibandingkan bahan kemasan yang lain dari sudut pandang biaya.

Bahan plastik bisa dibentuk kantong atau dibuat kaku sehingga bisa dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan. Sebagian besar produk pangan dalam kemasan, berinteraksi dengan kemasannya pada intensitas yang berbeda-beda. Dalam kemasan memungkinkan adanya perpindahan bahan kimia baik dari monomer, polimer atau aditif kemasan.


Gambar 1. Contoh Kemasan Plastik


Secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 
   1. Kemasan produk pangan
   2. Kemasan produk nonpangan

Umumnya kemasan produk pangan dituntut kualitasnya yang baik agar tidak membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan bahannya, kemasan terdiri dari kemasan plastik, kemasan alumunium foil, kemasan berbahan logam (kaleng) maupun kemasan berbahan organik seperti batok kelapa dan bambu yang telah dimodifikasi.




Kemasan plastik terbagi ke dalam 7 golongan berdasarkan bahan penyusunnya, yaitu :


1) PET (Poly Ethylene Theraphalate)
      Biasanya dipakai untuk mengemas produk yang membutuhkan perlindungan ekstra terhadap udara. Golongan ini biasa dipakai untuk botol plastik transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, dan botol sambal. 
          Bahayanya dapat mengeluarkan zat karsinogenik Antimon Trioksida apabila digunakan berulang kali terutama pada kondisi panas. Golongan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakaiBagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, jika melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.


2) HDPE (High Density Polyethylene)
      HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan. Hali ini dikarenakan kemampuannya untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat dan karakteristik buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
            Golongan 2 ini juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring berjalannya waktu. HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.

3) PVC (Polyvinyl Chloride)
           PVC merupakan golongan plastik berlogo segitga dengan tulisan angka '3' . Golongan ini sulit untuk didaur ulang kembali. Plastik ini banyak terdapat plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. 
        PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Jika PVC bereaksi dengan makanan dalam kemasan maka akan berpotensi bahaya untuk kesehatan ginjal, hati dan berat badan.

4) LDPE (Low Density Polyethylene)
         LDPE atau plastik golongan 4 terbuat dari minyak bumi/thermoplastic yang biasa dipakai sebagai tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang bersifat lembek. Karakteristik LDPE adalah kuat, sedikit tembus cahaya, lentur dengan permukaan agak berlemak. 
      Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya perlindungan terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang dan baik sebagai bahan yang membutuhkan kelenturan tinggi tetapi kuat. Golongan ini memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.

5) PP (Polypropylene)
     PP merupakan pilihan terbaik dan bijak untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan pangan seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
        PP memiliki karakteristik transparan yang tidak jernih atau buram. PP lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Golongan inilah yang paling direkomendasikan untuk anda. Jika hendak membeli kemasan atau botol serta tempat makanan, carilah dengan kode angka 5 yang aman bagi anda.


6) PS (Polystryrene)
    PS ditemukan pada tahun 1839, oleh seorang apoteker dari Jerman yang bernama Eduard Simon secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. PS merupakan polimer aromatik yang dapat melepaskan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan PS tersebut. Styrene bisa didapatkan dari asap seperti asap kendaraan bermotor, bahan kontruksi gedung serta asap rokok.
        Bahan ini harus di-hindari, karena berbahaya untuk : kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf. PS merupakan bahan yang sulit didaur ulang. Bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. Itu jika tidak terdapat kode sama sekali.


7) OTHER
    Golongan ini berlogo segitiga bernomor 7, seperti : SAN (styrene acrylonitrile),  ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), serta Nylon. golongan ini banyak ditemukan pada  suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat elektronik serta plastik kemasan.
  • PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada produ bayi seperti : botol susu, gelas anak batita (sippy cup), botol minuman polikarbonat, dan kaleng kemasan pangan, termasuk kaleng susu formula yang banyak beredar.
  • Golongan 7 disinyalir dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman. Bahayanya : berpotensi merusak sistem hormon, penurunan produksi sperma, kromosom pada ovarium, dan mengubah fungsi imun.
  • Usahakan jangan pergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat bermigrasi ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Faktanya botol susu umumnya sangat mungkin mengalami proses pemanasan, seperti dituangi air mendidih atau air panas.
  • SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Golongan ini banyak ditemui pada mangkuk mixer, pembungkus termos, alat makan, saringan kopi, dan sikat gigi. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kemasan atau Dus Makanan cocok digunakan oleh para UKM untuk mengemas bahan pangan mereka.

Posting Komentar