Rabu, 29 Juni 2011

Kontak Kami

JAN29

Jangan Sungkan 
untuk bertanya atau menghubungi kami


Silahkan kirim pesan di sini :)


Nama Lengkap Anda *

Email Anda *

Judul Pesan *

Pesan Anda : *



Image Verification

captcha

Please enter the text from the image:

[Refresh Image] [What's This?]

Powered byEMF Online Form Builder
Report Abuse

continue reading

Selasa, 28 Juni 2011

KEMASAN PANGAN

JAN29

Kemasan adalah pembungkus yang dapat membantu mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan yang dikemas.  Saat ini penggunaan plastik sebagai kemasan pangan makin meningkat. Selain murah, banyak keunggulan plastik dibandingkan bahan kemasan yang lain dari sudut pandang biaya.

Bahan plastik bisa dibentuk kantong atau dibuat kaku sehingga bisa dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan. Sebagian besar produk pangan dalam kemasan, berinteraksi dengan kemasannya pada intensitas yang berbeda-beda. Dalam kemasan memungkinkan adanya perpindahan bahan kimia baik dari monomer, polimer atau aditif kemasan.


Gambar 1. Contoh Kemasan Plastik


Secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 
   1. Kemasan produk pangan
   2. Kemasan produk nonpangan

Umumnya kemasan produk pangan dituntut kualitasnya yang baik agar tidak membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan bahannya, kemasan terdiri dari kemasan plastik, kemasan alumunium foil, kemasan berbahan logam (kaleng) maupun kemasan berbahan organik seperti batok kelapa dan bambu yang telah dimodifikasi.




Kemasan plastik terbagi ke dalam 7 golongan berdasarkan bahan penyusunnya, yaitu :


1) PET (Poly Ethylene Theraphalate)
      Biasanya dipakai untuk mengemas produk yang membutuhkan perlindungan ekstra terhadap udara. Golongan ini biasa dipakai untuk botol plastik transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, dan botol sambal. 
          Bahayanya dapat mengeluarkan zat karsinogenik Antimon Trioksida apabila digunakan berulang kali terutama pada kondisi panas. Golongan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakaiBagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, jika melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.


2) HDPE (High Density Polyethylene)
      HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan. Hali ini dikarenakan kemampuannya untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat dan karakteristik buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
            Golongan 2 ini juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring berjalannya waktu. HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.

3) PVC (Polyvinyl Chloride)
           PVC merupakan golongan plastik berlogo segitga dengan tulisan angka '3' . Golongan ini sulit untuk didaur ulang kembali. Plastik ini banyak terdapat plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. 
        PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Jika PVC bereaksi dengan makanan dalam kemasan maka akan berpotensi bahaya untuk kesehatan ginjal, hati dan berat badan.

4) LDPE (Low Density Polyethylene)
         LDPE atau plastik golongan 4 terbuat dari minyak bumi/thermoplastic yang biasa dipakai sebagai tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang bersifat lembek. Karakteristik LDPE adalah kuat, sedikit tembus cahaya, lentur dengan permukaan agak berlemak. 
      Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya perlindungan terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang dan baik sebagai bahan yang membutuhkan kelenturan tinggi tetapi kuat. Golongan ini memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.

5) PP (Polypropylene)
     PP merupakan pilihan terbaik dan bijak untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan pangan seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
        PP memiliki karakteristik transparan yang tidak jernih atau buram. PP lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Golongan inilah yang paling direkomendasikan untuk anda. Jika hendak membeli kemasan atau botol serta tempat makanan, carilah dengan kode angka 5 yang aman bagi anda.


6) PS (Polystryrene)
    PS ditemukan pada tahun 1839, oleh seorang apoteker dari Jerman yang bernama Eduard Simon secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. PS merupakan polimer aromatik yang dapat melepaskan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan PS tersebut. Styrene bisa didapatkan dari asap seperti asap kendaraan bermotor, bahan kontruksi gedung serta asap rokok.
        Bahan ini harus di-hindari, karena berbahaya untuk : kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf. PS merupakan bahan yang sulit didaur ulang. Bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. Itu jika tidak terdapat kode sama sekali.


7) OTHER
    Golongan ini berlogo segitiga bernomor 7, seperti : SAN (styrene acrylonitrile),  ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), serta Nylon. golongan ini banyak ditemukan pada  suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat elektronik serta plastik kemasan.
  • PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada produ bayi seperti : botol susu, gelas anak batita (sippy cup), botol minuman polikarbonat, dan kaleng kemasan pangan, termasuk kaleng susu formula yang banyak beredar.
  • Golongan 7 disinyalir dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman. Bahayanya : berpotensi merusak sistem hormon, penurunan produksi sperma, kromosom pada ovarium, dan mengubah fungsi imun.
  • Usahakan jangan pergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat bermigrasi ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Faktanya botol susu umumnya sangat mungkin mengalami proses pemanasan, seperti dituangi air mendidih atau air panas.
  • SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Golongan ini banyak ditemui pada mangkuk mixer, pembungkus termos, alat makan, saringan kopi, dan sikat gigi. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

continue reading

Senin, 27 Juni 2011

Aquascape

JAN29

   (Redaksi: Hendar) Akuaskap merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan antara kemampuan menata, kemampuan seni, kemampuan memelihara, dan kemampuan seseorang untuk mempertahankan biota air yang ada di dalamnya. Pada dasarnya kegiatan akuaskap ini tidak sulit dan mudah untuk dipelajari.

       Akuaskap di dunia ini memiliki beberapa aliran/style dari segi layout atau penataannya. Yaitu terdiri dari :
  1. Taiwanese style
  2. Nature Aquarium Style
  3. Dutch Style
  4. German Style
  5. Zen Garden Aquascapes
  6. Wabi-Kusa Style
  7. Iwagumi Style.

1. TAIWANESE STYLE

     Gaya Taiwan ini sudah hilang selama bertahun-tahun ketika orang lebih tertarik ke Dutch Style, Nature style dan German Style. Gaya Taiwan ini lebih menonjolkan tema yang menggambarkan kehidupan manusia atau menonjolkan landskap atau citraan darat. Biasanya ornamen terdiri dari patung, tanaman, ikan dan rumah-rumahan. Di bawah ini merupakan contoh Akuaskap gaya taiwan yang ada di salah satu ajang kompetisi akuaskap dunia yaitu ADA COMPETITION 2001.

Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 1. Taiwanese Style


2. NATURE AQUARIUM STYLE


     Gaya ini dipopulerkan oleh seorang master akuaskap Jepang yang banyak mejadi kiblatnya para akuaskap di dunia yaitu Takashi Amano. Ciri khas dari gaya ini adalah mencoba menangkap layout yang ada di alam dan membuat miniaturnya yang persis dalam sebuah akuarium. Misalnya Amano terinspirasi dari lembah atau tebing yang ada di hutan dan dia membuat akauskap dari inspirasi tersebut. Gaya ini bertahan sampai dengan sekarang. Biasanya ornamental yang terlibat meiliki citra dan bentuk yang alamiah seperti kayu, batu, dsb.
     Di bawah ini merupakan contoh dari gaya natural karya Amano dari AFA (aquaforestaquarium.com):


Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 2. Nature Style


3. DUTCH STYLE

     Salah satu gaya dalam kegiatan akuaskap adalah Dutch Style atau gaya orang Belanda. Banyak orang yang berpendapat bahwa gaya ini memerlukan teknik yang sulit. Ciri khas dari gaya ini adalah menanam tanaman air yang seragam dan ditanam dengan kepadatan yag cukup tinggi. Biasanya para aquascaper ini memilih akuarium dengan tinggi yang cukup. Dalam menanam tanaman airnya tersebut mengikuti aturan berkebun.
     Secara singkat gaya ini membagi wilayah tanam menjadi pertiganya dan menempatkan vokal point atau aksen yang ditonjolkan. Dutch style ini menggambarkan penguasaan teknik memangkas, penempatan serta penguasaan pemilihan tanaman. Di bawah ini merupakan contoh Dutch style yang di ambil dari Netherland VVVivarium Aquascaping Competition.



Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 3. Dutch Style

4. GERMAN STYLE

     German Style atau Germany Open Style memiliki ciri khas kombinasi terendam dan dan membenamkan tanaman ke air. Tipe ini juga dikenal sebagai Biotipe atau secara populer disebut sebagai Paladarium. Para desainer akuaskap ini sering memulai dengan menanam tanaman air dengan membenamkannya dan kemudian tanaman akan keluar tumbuh keluar air atau keluar akuarium. Citra yang muncul dari gaya ini adalah lebih menonjolkan lingkungan sungai dan tepian sungai. seperti di pinggir saluran air hutan Amazon. Di bawah ini merupakan contoh dari aquascapingworld.com.


Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 4. Germany Open Style.


5. ZEN GARDEN STYLE

     Zen garden menekankan hubungan antara objek (dominasi dan subordinasi) sedangkan Penataan gaya Natural lebih menciptakan suasana alam. Ada aturan estetika tua Jepang yang mendikte Zen ini, sebagai contoh posisi batu harus dalam pengaturan khusus dan untuk memenuhi syarat sebagai Zen Garden. Tiga batu Iwagumi adalah contoh dari dasar teknik ini. Di bawah ini merupakan contoh Zen Garden dari aquascapingwolrd.com.
  Gaya ZEN ini hampir mirip dengan gaya natural, bedanya gaya ini mengembangkan teknik lanjutan untuk menciptakan tata letak yang canggih dan anggun dengan tanaman air dan Hardscapes. Kebun bonsai adalah contoh yang fantastis dari prinsip ini.


Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 5. Zen Garden Style

6. WABI-KUSA STYLE

  Wabi kusa ini lebih mengarah ke akauskap yang menggambarkan sebuah pulau yang terapung atau menggambarkan lingkungan yang mempersatukan antara daratan dan perairan. Umumnya para desainer akuaskap ini membenamkan tanaman hanya sebagian saja dan beberapa daun berada diluar daratan. Pulau-pulau bisanya dibuat dari bola-bola tanah. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat saja contoh wabi kusa dari aquaticplantcentral.com.


Klik Gambar untuk memperbesar

Gambar 6. Wabi Kusa Style


7. IWAGUMI STYLE

    Iwagumi style ini menggambarkan suatu pemandangan gunung yang terdiri dari banyak tanaman rumput dan bebatuan yang indah. Para desainer akuaskap tipe ini memiliki inspirasi dari gunung yang dilihatnya. Iwagumi tersebut juga dipopulerkan oleh Takashi Amano. Umumnya tanaman yang digunakan didominasi oleh satu jenis tanaman saja. dan diisi dengan jenis ikan yang sama dengan ikan yang memiliki sifat bergerombol seperti ikan asal Indonesia yaitu Rasbora harlequin. Di bawah ini merupakan contoh gambar dari iwagumi style yang diambil dari aquascapingworld.com



Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 7. Iwagumi Style 

continue reading

Produk dan Artikel Perikanan

JAN29

percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading

Produk Peternakan

JAN29

percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading

RESEP-RESEP KULINER INDONESIA

JAN29


percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading

PRODUK HORTIKULTURA

JAN29

percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading

Produk Seni Indonesia

JAN29

percobaan-percobaanpercobaan-percobaanpercobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan.percobaan-percobaanpercobaan-percobaanpercobaan-percobaanpercobaan-percobaanpercobaan-percobaanpercobaan-percobaanpercobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan.percobaan-percobaan

continue reading

Minggu, 26 Juni 2011

fashion

JAN29

fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-
fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion- fashion-

continue reading

percobaan 1

JAN29


Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1
Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1- Percobaan1

continue reading

percobaan

JAN29

Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-
Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan- Percobaan-

continue reading

POLA HIDUP SEHAT

JAN29


sumber gambar :apicdw.wordpress.com






Pola Hidup Sehat "SEBENARNYA MURAH"


Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan hal-hal yang berpengaruh terhadap kesehatan. Hal-hal tersebut, yaitu :

Biasakan Makanan Sehat dan Begizi

     Makanan sehat adalah makanan yang terbebas dari bakteri, segar, tidak busuk, bebas dari zat kimia dan tidak rusak zat gizinya serta lengkap dengan zat gizinya. Namun, jumlah konsumsi yang kita konsumsi pun harus diperhatikan karena konsumsi terlalu banyak malah akan menjadi boomerang untuk tubuh kita. Penyakit-penyakit degeneratif biasanya berawal dari konsumsi yang tidak sesuai. Berikut beberapa contoh yang dapat menyebabkan  penyakit degeneratif :

-  Konsumsi karbohidrat & lemak tinggi namun konsumsi serat rendah.
-  Sering menyantap fast food yang banyak mengandung pengawet, penyedap  
   rasa, lemak, dll.
-  Kebiasaan ngemil.

 
Biasakan Berolah Raga

     Dengan kita berolah raga dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita sehingga kita tidak mudah terserang penyakit. Selain itu saat kita berolah raga lemak yang tersimpan dalam tubuh akan terbakar sehingga tidak akan terjadi berat badan berlebih badan tetap langsing dan kepercayaan diri kita meningkat. Melancarkan peredaran darah ke otak serta metabolisme dan regenerasi sel-sel tubuh pun akan terjadi lebih cepat sehingga kita akan lebih tampak awet muda.

 
Hindari Rokok, Alkohol & Kafein

     Kebiasaan merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit hal itu terjadi karena dalam sebatang rokok dapat mengandung 4000 macam racun. Racun-racun tersebut adalah zat-zat kimia, nikotin, tar, timah hitam dan gas karbonmonoksida. Sedangkan alkohol dan kafein bila dikonsumsi terus menerus akan merusak sistem pernafasan dan jantung manusia.
 
Kurangi Konsumsi Obat Kimia



       Obat yang kita dapatkan baik dari dokter maupun dari warung sesungguhnya bukan membuat kita sehat tapi hanya meredakan gejala saja. Bahkan bila penggunaanya dilakukan terus menerus akan menyebabkan efek samping seperti gangguan hati, ginjal bahkan penyakit jantung.

 
Berpikir Positif

   Dengan berpikir positif kita akan memandang kehidupan lebih optimis, sehingga akan mempengaruhi kondisi kejiwaan yang akhirnya akan membebaskan beban pikiran dan dapat mencegah penyakit serta munculnya beban pikiran, stres dan kecemasan.

 
Pola Tidur

     Pada saat tidur otot dan otak yang biasanya bekerja dapat berelaksasi dan beristirahat. Selain itu pada saat kita tertidur tubuh kita melakukan proses pembuangan racun dari mulai saluran pernapasan sampai dengan saluran cerna. Biasanya proses pembuangan racun itu dimulai pukul 21.00 s/d 04.00 WIB. Apabila pola tidur kita tidak baik maka proses pembuangan racun dalam tubuh pun akan tidak teratur.


     Dengan pola hidup sehat hidup kita akan lebih terarah, nyaman dan bahagia. Maka aplikasikanlah hal-hal tersebut agar hidup menjadi lebih baik (Red:Karlina)



continue reading