Jumat, 01 Juli 2011

KULIT PISANG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PAKAN TERNAK

JAN29

sumber gambar : fitrisblog.wordpress.com


"KANDUNGAN NUTRIENT KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN PAKAN"

        Pisang merupakan buah tropis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya yang banyak ditanam di Indonesia terutama di Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah (BPPT, 2000). Kandungan kulit pisang :

-      1,00 gram protein
-      28 gram karbohidrat
-      2,8 gram serat
-      0,6 gram lemak
-      467 mg natrium
-      1,00 mg kalium
-      9.2 mg kalsium
-      44,1 mg magnesium
-      5,1% vitamin A
-      20% vitamin C
-      vitamin B
-      2,6% tiamin
-      5,3% riboflavin
-      dan 4% niasin  (US RDA, 1963 dan Margen, 2002).

        Sementara  limbahnya, yaitu kulit pisang memiliki kandungan nutrient dan  mineral yang tidak jauh berbeda dengan buahnya (Emaga dkk.2006, Kondo dkk.2005 dan Someya dkk.2002). Saat ini, kulit pisang masih dianggap sebagai limbah yang tidak bernilai dan hanya sebagian kecil dari masyarakat yang sudah menggunakan kulit pisang sebagai bahan pembuatan cuka dan pakan ternak yaitu saat hijauan sedang kritis atau sukar didapat (BPPT, 2000).

        Kulit pisang ambon mengandung :
-      8,50 ± 1,52% abu
-      91,50 ± 0,05% bahan organik
-      0,90 ± 0,25% protein kasar
-      1,70 ± 0,10% lemak kasar
-      59,00 ± 1,36% karbohidrat
-      31,70 ± 0,25% serat kasar dan BETN (Anhwange, 2009).

        Kulit pisang juga mengandung :
-      Berbagai antioksidan
-      Vitamin A
-      Vitamin B
-      Vitamin C
-      Vitamin  E)
-      β - karoten (Kanazawa dan Sakakibara, 2000)
-      Senyawa fenolik :katekin, epikatekin, lignin dan tanin (Someya dkk.2002).
        Vitamin B6 berfungsi untuk mengatur kadar glukosa darah untuk menyeimbangkan mood (Anonim, 2000). Serotonin adalah kelompok neurotransmitter monoamina yang merupakan modifikasi dari asam amino triptophan yang mampu berperan mengurangi rasa nyeri, mengendalikan selera makan dan memberikan rasa tenang (Faigin, 2000 dan Adlin, 2004).

        Selain itu, kulit pisang ambon mengandung:
-      Mineral yaitu 78,10 ± 6,58 natrium
-      19,20 ± 0,00 kalsium
-      24,30 ± 0,12 kalium
-      0,61 ± 0,22 seng
-      76,20 ± 0,00 mangan dan fospor (Hernawati dkk.2007, Anhwange, 2009).

          Natrium dan kalium merupakan makromineral yang paling berperan dalam penanggulangan heat stress (Beker dan Teeter, 1994). Kalium yang merupakan mineral penting bagi tubuh mengontrol cairan keseimbangan dan membantu dalam  mengurangi risiko stroke fatal sebanyak 40% dan menurunkan tekanan darah (Margen, 2002). Kalium juga diperlukan untuk menormalkan irama jantung dan pengalihan oksigen ke otak (Margen, 2002). (Red: Saefulah)

continue reading

Rabu, 29 Juni 2011

Kontak Kami

JAN29

Jangan Sungkan 
untuk bertanya atau menghubungi kami


Silahkan kirim pesan di sini :)


Nama Lengkap Anda *

Email Anda *

Judul Pesan *

Pesan Anda : *



Image Verification

captcha

Please enter the text from the image:

[Refresh Image] [What's This?]

Powered byEMF Online Form Builder
Report Abuse

continue reading

Selasa, 28 Juni 2011

KEMASAN PANGAN

JAN29

Kemasan adalah pembungkus yang dapat membantu mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan yang dikemas.  Saat ini penggunaan plastik sebagai kemasan pangan makin meningkat. Selain murah, banyak keunggulan plastik dibandingkan bahan kemasan yang lain dari sudut pandang biaya.

Bahan plastik bisa dibentuk kantong atau dibuat kaku sehingga bisa dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan. Sebagian besar produk pangan dalam kemasan, berinteraksi dengan kemasannya pada intensitas yang berbeda-beda. Dalam kemasan memungkinkan adanya perpindahan bahan kimia baik dari monomer, polimer atau aditif kemasan.


Gambar 1. Contoh Kemasan Plastik


Secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 
   1. Kemasan produk pangan
   2. Kemasan produk nonpangan

Umumnya kemasan produk pangan dituntut kualitasnya yang baik agar tidak membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan bahannya, kemasan terdiri dari kemasan plastik, kemasan alumunium foil, kemasan berbahan logam (kaleng) maupun kemasan berbahan organik seperti batok kelapa dan bambu yang telah dimodifikasi.




Kemasan plastik terbagi ke dalam 7 golongan berdasarkan bahan penyusunnya, yaitu :


1) PET (Poly Ethylene Theraphalate)
      Biasanya dipakai untuk mengemas produk yang membutuhkan perlindungan ekstra terhadap udara. Golongan ini biasa dipakai untuk botol plastik transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, dan botol sambal. 
          Bahayanya dapat mengeluarkan zat karsinogenik Antimon Trioksida apabila digunakan berulang kali terutama pada kondisi panas. Golongan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakaiBagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, jika melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.


2) HDPE (High Density Polyethylene)
      HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan. Hali ini dikarenakan kemampuannya untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat dan karakteristik buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
            Golongan 2 ini juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring berjalannya waktu. HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.

3) PVC (Polyvinyl Chloride)
           PVC merupakan golongan plastik berlogo segitga dengan tulisan angka '3' . Golongan ini sulit untuk didaur ulang kembali. Plastik ini banyak terdapat plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. 
        PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Jika PVC bereaksi dengan makanan dalam kemasan maka akan berpotensi bahaya untuk kesehatan ginjal, hati dan berat badan.

4) LDPE (Low Density Polyethylene)
         LDPE atau plastik golongan 4 terbuat dari minyak bumi/thermoplastic yang biasa dipakai sebagai tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang bersifat lembek. Karakteristik LDPE adalah kuat, sedikit tembus cahaya, lentur dengan permukaan agak berlemak. 
      Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya perlindungan terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang dan baik sebagai bahan yang membutuhkan kelenturan tinggi tetapi kuat. Golongan ini memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.

5) PP (Polypropylene)
     PP merupakan pilihan terbaik dan bijak untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan pangan seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
        PP memiliki karakteristik transparan yang tidak jernih atau buram. PP lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Golongan inilah yang paling direkomendasikan untuk anda. Jika hendak membeli kemasan atau botol serta tempat makanan, carilah dengan kode angka 5 yang aman bagi anda.


6) PS (Polystryrene)
    PS ditemukan pada tahun 1839, oleh seorang apoteker dari Jerman yang bernama Eduard Simon secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. PS merupakan polimer aromatik yang dapat melepaskan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan PS tersebut. Styrene bisa didapatkan dari asap seperti asap kendaraan bermotor, bahan kontruksi gedung serta asap rokok.
        Bahan ini harus di-hindari, karena berbahaya untuk : kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf. PS merupakan bahan yang sulit didaur ulang. Bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. Itu jika tidak terdapat kode sama sekali.


7) OTHER
    Golongan ini berlogo segitiga bernomor 7, seperti : SAN (styrene acrylonitrile),  ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), serta Nylon. golongan ini banyak ditemukan pada  suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat elektronik serta plastik kemasan.
  • PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada produ bayi seperti : botol susu, gelas anak batita (sippy cup), botol minuman polikarbonat, dan kaleng kemasan pangan, termasuk kaleng susu formula yang banyak beredar.
  • Golongan 7 disinyalir dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman. Bahayanya : berpotensi merusak sistem hormon, penurunan produksi sperma, kromosom pada ovarium, dan mengubah fungsi imun.
  • Usahakan jangan pergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat bermigrasi ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Faktanya botol susu umumnya sangat mungkin mengalami proses pemanasan, seperti dituangi air mendidih atau air panas.
  • SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Golongan ini banyak ditemui pada mangkuk mixer, pembungkus termos, alat makan, saringan kopi, dan sikat gigi. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

continue reading

Senin, 27 Juni 2011

Aquascape

JAN29

   (Redaksi: Hendar) Akuaskap merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan antara kemampuan menata, kemampuan seni, kemampuan memelihara, dan kemampuan seseorang untuk mempertahankan biota air yang ada di dalamnya. Pada dasarnya kegiatan akuaskap ini tidak sulit dan mudah untuk dipelajari.

       Akuaskap di dunia ini memiliki beberapa aliran/style dari segi layout atau penataannya. Yaitu terdiri dari :
  1. Taiwanese style
  2. Nature Aquarium Style
  3. Dutch Style
  4. German Style
  5. Zen Garden Aquascapes
  6. Wabi-Kusa Style
  7. Iwagumi Style.

1. TAIWANESE STYLE

     Gaya Taiwan ini sudah hilang selama bertahun-tahun ketika orang lebih tertarik ke Dutch Style, Nature style dan German Style. Gaya Taiwan ini lebih menonjolkan tema yang menggambarkan kehidupan manusia atau menonjolkan landskap atau citraan darat. Biasanya ornamen terdiri dari patung, tanaman, ikan dan rumah-rumahan. Di bawah ini merupakan contoh Akuaskap gaya taiwan yang ada di salah satu ajang kompetisi akuaskap dunia yaitu ADA COMPETITION 2001.

Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 1. Taiwanese Style


2. NATURE AQUARIUM STYLE


     Gaya ini dipopulerkan oleh seorang master akuaskap Jepang yang banyak mejadi kiblatnya para akuaskap di dunia yaitu Takashi Amano. Ciri khas dari gaya ini adalah mencoba menangkap layout yang ada di alam dan membuat miniaturnya yang persis dalam sebuah akuarium. Misalnya Amano terinspirasi dari lembah atau tebing yang ada di hutan dan dia membuat akauskap dari inspirasi tersebut. Gaya ini bertahan sampai dengan sekarang. Biasanya ornamental yang terlibat meiliki citra dan bentuk yang alamiah seperti kayu, batu, dsb.
     Di bawah ini merupakan contoh dari gaya natural karya Amano dari AFA (aquaforestaquarium.com):


Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 2. Nature Style


3. DUTCH STYLE

     Salah satu gaya dalam kegiatan akuaskap adalah Dutch Style atau gaya orang Belanda. Banyak orang yang berpendapat bahwa gaya ini memerlukan teknik yang sulit. Ciri khas dari gaya ini adalah menanam tanaman air yang seragam dan ditanam dengan kepadatan yag cukup tinggi. Biasanya para aquascaper ini memilih akuarium dengan tinggi yang cukup. Dalam menanam tanaman airnya tersebut mengikuti aturan berkebun.
     Secara singkat gaya ini membagi wilayah tanam menjadi pertiganya dan menempatkan vokal point atau aksen yang ditonjolkan. Dutch style ini menggambarkan penguasaan teknik memangkas, penempatan serta penguasaan pemilihan tanaman. Di bawah ini merupakan contoh Dutch style yang di ambil dari Netherland VVVivarium Aquascaping Competition.



Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 3. Dutch Style

4. GERMAN STYLE

     German Style atau Germany Open Style memiliki ciri khas kombinasi terendam dan dan membenamkan tanaman ke air. Tipe ini juga dikenal sebagai Biotipe atau secara populer disebut sebagai Paladarium. Para desainer akuaskap ini sering memulai dengan menanam tanaman air dengan membenamkannya dan kemudian tanaman akan keluar tumbuh keluar air atau keluar akuarium. Citra yang muncul dari gaya ini adalah lebih menonjolkan lingkungan sungai dan tepian sungai. seperti di pinggir saluran air hutan Amazon. Di bawah ini merupakan contoh dari aquascapingworld.com.


Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 4. Germany Open Style.


5. ZEN GARDEN STYLE

     Zen garden menekankan hubungan antara objek (dominasi dan subordinasi) sedangkan Penataan gaya Natural lebih menciptakan suasana alam. Ada aturan estetika tua Jepang yang mendikte Zen ini, sebagai contoh posisi batu harus dalam pengaturan khusus dan untuk memenuhi syarat sebagai Zen Garden. Tiga batu Iwagumi adalah contoh dari dasar teknik ini. Di bawah ini merupakan contoh Zen Garden dari aquascapingwolrd.com.
  Gaya ZEN ini hampir mirip dengan gaya natural, bedanya gaya ini mengembangkan teknik lanjutan untuk menciptakan tata letak yang canggih dan anggun dengan tanaman air dan Hardscapes. Kebun bonsai adalah contoh yang fantastis dari prinsip ini.


Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 5. Zen Garden Style

6. WABI-KUSA STYLE

  Wabi kusa ini lebih mengarah ke akauskap yang menggambarkan sebuah pulau yang terapung atau menggambarkan lingkungan yang mempersatukan antara daratan dan perairan. Umumnya para desainer akuaskap ini membenamkan tanaman hanya sebagian saja dan beberapa daun berada diluar daratan. Pulau-pulau bisanya dibuat dari bola-bola tanah. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat saja contoh wabi kusa dari aquaticplantcentral.com.


Klik Gambar untuk memperbesar

Gambar 6. Wabi Kusa Style


7. IWAGUMI STYLE

    Iwagumi style ini menggambarkan suatu pemandangan gunung yang terdiri dari banyak tanaman rumput dan bebatuan yang indah. Para desainer akuaskap tipe ini memiliki inspirasi dari gunung yang dilihatnya. Iwagumi tersebut juga dipopulerkan oleh Takashi Amano. Umumnya tanaman yang digunakan didominasi oleh satu jenis tanaman saja. dan diisi dengan jenis ikan yang sama dengan ikan yang memiliki sifat bergerombol seperti ikan asal Indonesia yaitu Rasbora harlequin. Di bawah ini merupakan contoh gambar dari iwagumi style yang diambil dari aquascapingworld.com



Klik Gambar untuk memperbesar
Gambar 7. Iwagumi Style 

continue reading

Produk dan Artikel Perikanan

JAN29

percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan- percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading

Produk Peternakan

JAN29

percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading

RESEP-RESEP KULINER INDONESIA

JAN29


percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-
percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-percobaan-

continue reading